Koperasi Merah Putih: Titik Awal Kebangkitan UMKM Menuju Indonesia Emas

Koperasi Merah Putih: Titik Awal Kebangkitan UMKM Menuju Indonesia Emas

Koperasi Merah Putih ajang kebangkitan UMKM Indonesia--dok disway

JAKARTA, RADARPENA.CO.ID - Kebangkitan Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM) sudah di depan mata. Tak lain karena Program Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih (KDMP/KKMP) yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto.

Program KDMP/KKMP ini bukan hanya tentang membentuk koperasi baru. Tetapi membangun fondasi ekonomi yang kuat dari akar rumput menuju Indonesia Emas 2045.

Diluncurkan pada 21 Juli 2025, melalui Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 9 Tahun 2025, program ini menarik perhatian luas.

Dengan target ambisius membentuk 80.081 koperasi berbadan hukum hingga Juli 2025, KDMP/KKMP menjadi poros baru. Ini diharapkan mampu menggerakkan roda perekonomian lokal.

Bicara koperasi, mungkin yang terbayang adalah lembaga keuangan kuno. Jadul. Sistemnya manual. Lamban.

BACA JUGA:Cegah Penyalahgunaan Rekening Nasabah, BTN Apresiasi Langkah PPATK

Namun, Koperasi Merah Putih tidak begitu. Koperasi ini hadir mengubah stigma tersebut. Program ini dirancang dengan pendekatan yang sangat berbeda: top-down dari pemerintah pusat. Namun tetap mengedepankan kearifan lokal.

Menurut Ketua Koperasi Merah Putih Kelurahan Mekarjaya, Depok, Zulkardi Lefrant, pendekatan ini sangat unik.

"Biasanya, koperasi dibentuk dari inisiatif masyarakat. Tapi kali ini, instruksi datang langsung dari pemerintah pusat," kata Zulkardi kepada Disway pada Jumat, 1 Agustus 2025.

Prosesnya dimulai dari musyawarah desa atau kelurahan. Lalu dibentuk kepengurusan. Kemudian merekrut anggota.

“Setelah itu, ditentukan jenis unit usaha yang paling relevan dengan potensi lokal. Seperti pertanian di desa atau pengelolaan sampah di perkotaan,” imbuh Sekretaris Koperasi Mekarjaya ini.

Perbedaan mendasar ini adalah kunci keberhasilan. Dengan inisiatif dari pemerintah, program ini memiliki landasan hukum yang kuat dan dukungan finansial yang jelas.

Keterlibatan masyarakat sejak awal memastikan koperasi yang terbentuk benar-benar sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi.

Inilah yang membedakannya dari Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), yang seringkali birokratis. Pengelolaannya dijalankan oleh tokoh-tokoh tertentu atau kepala desa.

Zulkardi juga menyoroti perbedaan prinsipil dalam pengambilan Keputusan di Koperasi Merah Putih.

"Di koperasi ini, semua keputusan berada di tangan anggota. Melalui rapat anggota," jelasnya.

Zulkardi menambahkan keunikan KDMP/KKMP terletak pada inisiatif pembentukannya yang datang langsung dari pemerintah pusat.

Jika biasanya koperasi terbentuk dari inisiatif masyarakat, kelompok usaha, atau komunitas yang mengurus badan hukum.

BACA JUGA:Rumah Lebih Segar! Ini Pilihan Tanaman Hias Gantung Merambat Paling Cantik

Nah, KDMP/KKMP justru dirancang secara menyeluruh oleh pemerintah. Diinstruksikan untuk dibentuk di setiap kelurahan dan desa.

Model instruksi dari pemerintah pusat ini memungkinkan percepatan pembentukan dan standarisasi operasional. Yang paling penting dukungan penuh dari pemerintah.

Selain itu, prinsip utama Koperasi Merah Putih adalah demokrasi ekonomi. Semua keputusan penting berada di tangan anggota. Yaitu melalui Rapat Anggota Tahunan (RAT).

Ini menjamin setiap anggota memiliki suara. Memiliki kendali arah koperasi. Aspek transparansi dan akuntabilitas juga sangat ditekankan.

Di sisi lain, Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) adalah lembaga ekonomi milik desa yang telah lama eksis. Biasanya modal awal dari pemerintah pusat atau daerah.

Perbedaan mendasar terletak pada pendekatan manajerialnya. BUMDes lebih ke arah manajerial profesional dan birokratis. Struktur ini cenderung lebih hierarkis dan bergantung pada figur kepala desa atau tokoh tertentu.

Meskipun BUMDes telah terbukti efektif di banyak tempat, fokus manajerial yang lebih profesional terkadang dapat mengurangi partisipasi aktif Masyarakat jika tidak dikelola dengan baik.

Berbeda dengan Koperasi Merah Putih. Koperasi ini menawarkan pendekatan yang lebih partisipatif. Memberdayakan anggota secara langsung.

Sementara BUMDes lebih berfokus pada pengelolaan bisnis yang profesional di tingkat desa. Kedua model ini dapat saling melengkapi untuk memperkuat ekonomi lokal.

Namun KDMP/KKMP membawa angin segar dengan pendekatan yang lebih inklusif dan berbasis komunitas.

BACA JUGA:12 Rekomendasi Tanaman Hias Indoor Cantik Paling Populer: Mudah Dirawat dan Bikin Adem!

Hal ini menciptakan transparansi dan akuntabilitas yang lebih tinggi. Sehingga memupuk kepercayaan masyarakat.

Dengan menggunakan sistem digitalisasi, setiap transaksi dapat tercatat secara akurat. Diawasi oleh seluruh anggota. Ini untuk meminimalisir risiko penyelewengan dana.

Zulkardi menyatakan model koperasi adalah salah satu cara mewujudkan kembali semangat kebersamaan ini.

Ketika masyarakat merasa memiliki dan berkontribusi pada sebuah entitas ekonomi, rasa kepemilikan dan tanggung jawab akan tumbuh. Hal ini mendorong partisipasi aktif dan sinergi yang kuat.

Bukan hanya soal keuntungan finansial. Tetapi tentang pembangunan modal sosial yang esensial bagi kemajuan bangsa.

Putus Rantai Distribusi & Hidupkan Gotong Royong

Koperasi Merah Putih memiliki dua tujuan utama: memutus rantai distribusi yang panjang dan menghidupkan kembali semangat gotong royong.

Rantai distribusi yang panjang seringkali menjadi penyebab tingginya harga produk di tingkat konsumen. Sementara petani atau produsen hanya mendapatkan keuntungan minim.

Koperasi Merah Putih hadir sebagai jembatan yang mempersingkat rantai tersebut. Contoh, koperasi dapat bertindak sebagai penyuplai produk langsung dari produsen ke masyarakat.

Menurut Zulkardi menegaskan koperasi di Depok tidak akan menjadi pesaing bagi warung kelontong atau pasar tradisional.

BACA JUGA:Manchester United Incar Vinicius Junior: Siapkan Tawaran Mengejutkan!

Melainkan menjadi penyuplai yang membuat warung-warung tersebut bisa menjual barang dengan harga lebih murah.

Kolaborasi ini menunjukkan Koperasi Merah Putih adalah ekosistem ekonomi yang inklusif. Bukan kompetitor yang mematikan.

Kisah Sukses di Mekarjaya dan Melawai

Untuk memahami sejauh mana program ini berjalan, perlu melihat implementasi di lapangan. Dua contoh yang paling menarik adalah Kelurahan Mekarjaya, Depok, dan Kelurahan Melawai, Jakarta Selatan.

Di Mekarjaya, karena tidak memiliki sawah atau laut, koperasi memfokuskan unit usahanya pada pengelolaan sampah, digitalisasi transportasi, dan sembako.

Zulkardi Lefrant dan timnya mengembangkan aplikasi startup koperasi sendiri. Tujuannya untuk memungkinkan warga bertransaksi dari mana saja. Mulai dari membeli pulsa hingga membayar BPJS.

"Di Depok, kami sudah mengembangkan startup koperasi sendiri. Warga cukup mendaftar dengan NIK dan nomor HP. Setelah diverifikasi, mereka mendapatkan akses ke e-wallet," tutur Zulkardi.

Kemudahan penggunaan menjadi fokus utama. Setelah verifikasi akun, anggota dapat melakukan top-up melalui transfer ke rekening koperasi.

Kerja sama berbagai bank seperti BJB dan BNI untuk meminimalkan biaya transfer. Model bisnis ini juga menguntungkan koperasi.

BACA JUGA:Vidio Shopping: Kolaborasi Inovatif Shopee dan Vidio Hadirkan Cara Baru Menonton Sambil Belanja

Zulkardi menerangkan setiap transaksi akan dikenakan biaya admin sebesar Rp2.000. Nilai Rp600 dari tiap transaksi akan masuk sebagai Sisa Hasil Usaha (SHU) koperasi.

Ini menciptakan aliran pendapatan yang berkelanjutan untuk mendukung operasional dan pengembangan koperasi.

"Saat ini kami sedang mengembangkan model kerja sama B2B (business to business) dan B2G (business to government)," terangnya.

Kemitraan ini mencerminkan visi jangka panjang koperasi untuk menjadi pemain kunci dalam rantai pasok nasional.

Dengan menggandeng BUMN dan BUMD, koperasi dapat mengakses pasokan barang dalam skala besar dengan harga yang lebih baik.

Selanjutnya, barang dapat diteruskan kepada masyarakat melalui jaringan koperasi. Atau disalurkan ke warung-warung tradisional. Ini adalah strategi cerdas untuk menciptakan ekosistem ekonomi yang saling mendukung. Koperasi berperan sebagai jembatan antara produsen besar dan konsumen di tingkat akar rumput. Sekaligus memberdayakan pelaku UMKM.

Lurah Mekarjaya Nelda Purnadia Wardhani, menekankan pentingnya hal tersebut.

"Koperasi ini sudah ada sejak lama. Tetapi banyak yang menganggapnya kuno. Jadi perlu sering disosialisasikan. Agar masyarakat paham pentingnya menjadi anggota tetap," ujar Nelda saat diwawancara Disway pada Jumat, 1 Agustus 2025.

BACA JUGA:17 Kode Redeem FC Mobile EA Sports Senin 4 Agustus 2025, Klaim Hadiah Spesial Hari Ini!

Dengan menjadi anggota, lanjutnya, masyarakat tidak hanya bisa mendapatkan produk dengan harga terjangkau.

“Tetapi masyarakat juga berhak menerima Sisa Hasil Usaha (SHU) di akhir tahun, yang menjadi salah satu insentif terbesar untuk berpartisipasi aktif,” terang Nelda yang juga Pengawas Koperasi Merah Putih Kelurahan Mekarjaya.

Nelda menekankan pentingnya sosialisasi terus-menerus. Tujuannya mengubah stigma masyarakat yang menganggap koperasi sebagai lembaga kuno.

Nelda berharap Koperasi Merah Putih dapat mengubah stigma buruk masyarakat terhadap program pemerintah. Meskipun memulai sesuatu yang baru selalu terasa berat, ia yakin begitu masyarakat merasakan manfaatnya, semangat akan tumbuh.

Dengan adanya koperasi, masyarakat bisa saling mendukung melalui pembelian produk sesama anggota.

Koperasi Merah Putih Melawai

Sementara itu, di Kelurahan Melawai, Jakarta Selatan, Koperasi Merah Putih hadir sebagai etalase bagi produk-produk UMKM lokal.

BACA JUGA:Viral Video 7 Menit Aksi Tak Senonoh Diduga Selebgram Nurma HMT Gegerkan Medsos

Koperasi ini menjadi percontohan dan bukti nyata potensi program ini. Di tengah keramaian Blok M Hub, sebuah toko kecil dengan desain "Merah Putih" menonjol. Ini adalah Koperasi Kelurahan Merah Putih Melawai.

Marini Cahyani, seorang kasir muda berusia 24 tahun dengan pendidikan S1 Manajemen, setia melayani pengunjung.

Meskipun baru dibuka dua minggu dan diresmikan langsung Wakil Gubernur DKI Jakarta, Rano Karno, koperasi ini telah menarik perhatian. "Biasanya sih rame pas weekend," ujar Marini kepada Disway.id pada Jumat, 1 Agustus 2025.

Koperasi ini mayoritas menjual produk UMKM lokal. Mulai dari snack rumahan, minuman dingin, hingga frozen food. Sembako seperti beras, gula, dan minyak juga tersedia.

Dipasok dari BUMD seperti Food Station Tjipinang Jaya, Perumda Dharma Jaya, dan PD Pasar Jaya. Bahkan, elpiji 3 kg dan 12 kg disuplai oleh Pertamina.

Marini menyebut harga produk UMKM lebih terjangkau dibandingkan di pasaran. Contoh ayam karkas utuh Dharma Jaya. Harganya Rp29 ribu per 0,8-0,9 kg. "Di sini bahan pokoknya saja sih agak lebih miring harganya, jadi lebih murah," imbuhnya.

Dalam dua minggu operasinya, Koperasi Merah Putih Kelurahan Melawai telah mencatat 700 ribu pengunjung yang bertransaksi.

Angka ini menunjukkan potensi besar. Meskipun promosi masih terbatas pada banner depan toko.

Marini berharap koperasi ini dapat lebih dikenal. Terutama untuk mendukung UMKM lokal.

"Koperasi Kelurahan Merah Putih Melawai masih fokus dengan pengembangan jenis unit usaha retail," kata Ketua Koperasi Merah Putih Melawai, Paiman, saat ditemui Disway pada Jumat, 1 Agustus 2025.

Dia menjelaskan tujuan strategis koperasi ini adalah memperkuat perekonomian masyarakat sekitar dan menggali potensi ekonomi local. Khususnya UMKM.

BACA JUGA:Video Detik-Detik Tragedi Jatuhnya Pesawat Latih yang Ditumpangi Marsma TNI Fajar Adriyanto di Bogor

Pemilihan lokasi di Blok M Hub juga strategis untuk membangkitkan kawasan tersebut pasca renovasi.

Namun, koperasi ini juga menghadapi tantangan klasik: permodalan dan rekrutmen anggota. Meski begitu, Paiman percaya diri KKMP Melawai berbeda dengan koperasi lain.

Karena fokusnya pada pengembangan unit usaha retail yang berbasis teknologi tinggi. "KKMP Melawai sudah berbasis teknologi tinggi untuk memudahkan operasional Koperasi. Dengan kerjasama BUMN, BUMD dan UMKM membantu masyarakat sekitar dalam mendapatkan kebutuhan,"jelas Paiman.

Ke depan, koperasi ini tidak hanya berfungsi sebagai tempat belanja. Tetapi juga wadah jualan warga dan etalase usaha rumahan.

Ada harapan untuk mengembangkan layanan simpan pinjam, bekerja sama dengan Bank Mandiri melalui KUR Mandiri.

Bahkan, layanan transportasi seperti ojek online dapat bergabung dan memberikan sebagian fee-nya ke koperasi. Ke depan, lanjut Paiman, koperasi berencana menyediakan layanan transportasi sendiri.

Berbasis teknologi tinggi dan bekerja sama dengan BUMN/BUMD, koperasi ini bukan hanya menjual sembako. Tetapi juga berbagai produk UMKM yang telah dikurasi.

Meskipun program ini memiliki potensi besar, perjalanannya tentu banyak tantangan. Paiman menyebut dua tantangan klasik: permodalan dan rekrutmen anggota.

Harapan Paiman, dan juga harapan banyak pengurus koperasi lainnya, adalah agar koperasi ini dapat berkembang lebih jauh.

Keberadaan Koperasi Merah Putih di Blok M Hub juga menjadi bukti bagaimana program ini bisa menjadi "anchor point" baru. Seperti yang diungkapkan oleh salah satu pengunjung, Muhammad Ferozi.

"Secara sosial, kehadiran Kopdes ikut menghidupkan ekosistem entrepreneur lokal," kata Ferozi.

Injeksi Modal & Membangun Kepercayaan

Keberhasilan sebuah program ekonomi berskala nasional tidak terlepas dari aspek permodalan. Pun kemampuan mengatasi tantangan di lapangan.

KDMP/KKMP dirancang dengan skema dukungan finansial unik. Namun tentu ada rintangan yang perlu diantisipasi dan diatasi secara cermat.

BACA JUGA:Video Miris dan Viral! Pasien Meninggal Tanpa Penanganan, Layanan Puskesmas di Mamasa Sulbar Disorot

Pemerintah memberikan dukungan finansial kepada setiap KDMP/KKMP dalam bentuk dana hibah. Menariknya, pemerintah tidak selalu mengirimkan permodalan dalam bentuk uang tunai.

Melainkan dalam bentuk aset atau media yang dapat dimanfaatkan langsung oleh kelurahan atau desa. Pendekatan ini bertujuan untuk meminimalkan potensi penyelewengan dana atau penimbunan barang.

Hibah bisa berupa peralatan. Seperti komputer dan printer. Bahkan sebagian kecil berupa uang tunai. Di Mekarjaya, Kota Depok misalnya. Ada 63 koperasi Merah Putih menerima bantuan senilai Rp30 juta per koperasi. Bentuknya peralatan.

Selain itu, konsep pinjaman jika dianggap layak, berdasarkan analisis risiko juga diterapkan. Ini berarti koperasi yang telah menunjukkan kelayakan bisnis dan memiliki rencana yang matang dapat mengakses pinjaman tambahan, mendorong kemandirian finansial dan pertumbuhan yang berkelanjutan.

Model ini menjamin dana digunakan secara produktif dan meminimalkan risiko penyalahgunaan.

Setiap daerah memiliki karakteristik dan potensi ekonomi berbeda. Inilah mengapa pengurus koperasi di setiap daerah harus mampu memetakan kebutuhan masyarakat dan menyesuaikan jenis usaha koperasi.

Zulkardi menyoroti hal ini dengan contoh Kota Depok. "Kota Depok tidak punya sawah atau laut. Jadi koperasi harus fokus pada hal seperti pengelolaan sampah, digitalisasi transportasi, dan sembako," paparnya.

Penyesuaian ini adalah kunci agar koperasi tidak hanya relevan, tetapi juga berkelanjutan.

Tantangan lainnya adalah bagaimana membangun kepercayaan masyarakat. Zulkardi menekankan transparansi dan akuntabilitas yang jelas dari seluruh pemangku kepentingan sangat penting.

Tujuannya agar masyarakat lebih peduli dengan program ini. Penggunaan sistem digitalisasi untuk mencatat seluruh transaksi adalah langkah konkret memastikan akurasi perhitungan. Selain itu, pengawasan oleh seluruh anggota akan menumbuhkan kepercayaan.

Meskipun begitu, tidak banyak masyarakat yang dapat memahami perbedaan antara KDMP/KKMP dan BUMDes. Maklum, program ini belum genap satu bulan sejak diluncurkan.

Karena itu, sosialisasi yang masif dan berkelanjutan sangat penting untuk memastikan pemahaman di kalangan masyarakat. Keberhasilan program ini akan sangat bergantung pada adaptasi lokal, manajemen yang transparan, dan kemampuan untuk mengatasi stigma lama terkait koperasi.

Salah satu pilar utama kesuksesan Koperasi Merah Putih adalah adopsi teknologi digital. Di era serba terkoneksi ini, digitalisasi bukan lagi pilihan. Tapi keharusan. Tujuannya untuk mencapai efisiensi, transparansi, dan jangkauan lebih luas.

Program ini mengintegrasikan teknologi secara mendalam dan menciptakan ekosistem bisnis yang modern dan inklusif.

Untuk memastikan ketersediaan produk dengan harga kompetitif, Koperasi Merah Putih berencana menggandeng berbagai entitas besar. Seperti Bulog dan Pertamina.

Klinik Koperasi Merah Putih

Presiden Prabowo Subianto telah menerbitkan Inpres Nomor 9 Tahun 2025. Isinya tentang mendukung percepatan pembentukan Klinik Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih (KDKMP).

Inisiatif ini menandai babak baru dalam upaya memperluas jangkauan layanan kesehatan primer. Hingga ke pelosok desa dan dusun. Selain itu, mendorong kemandirian masyarakat dalam pengelolaan kesehatan.

Kolaborasi dengan Kementerian Kesehatan juga menjadi salah satu fitur paling inovatif dari program ini.

Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes, Aji Muhawarman, menjelaskan Klinik Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih (KDKMP) bertujuan memperluas jangkauan layanan kesehatan primer hingga ke desa dan dusun.

Klinik-klinik ini, yang dikelola oleh koperasi sebagai unit usaha, berperan sebagai perpanjangan tangan Puskesmas.

Layanan yang disediakan mencakup edukasi kesehatan, imunisasi, skrining penyakit, hingga pengobatan terbatas.

"Sasaran layanan mencakup seluruh masyarakat di desa/kelurahan, tidak terbatas pada anggota koperasi. Klinik Desa juga menjadi bagian dari transformasi sistem kesehatan dan penguatan akses layanan kesehatan berbasis komunitas," terang Aji.

Sebagai tahap awal, KDKMP telah didirikan sebagai percontohan di 103 desa/kelurahan yang ditetapkan Kementerian Koordinator Bidang Pangan.

Program ini akan diperluas ke seluruh desa/kelurahan di Indonesia. Bahkan beberapa desa telah proaktif mendirikan Klinik Desa di luar wilayah percontohan.

Secara operasional, Klinik Desa dikelola oleh Kepala Klinik yang diangkat oleh Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih sebagai unit usaha.

BACA JUGA:Bikin Syok! Tiba-Tiba Ular Besar Merayap di Kaca Mobil Pasutri di Serpong

Ini merupakan integrasi antara sektor ekonomi koperasi dan layanan kesehatan. Pembinaan teknis dan pendelegasian tugas pelayanan berasal dari Puskesmas. Tujuannya, memastikan standar kualitas medis tetap terjaga.

Terkait tenaga kesehatan, Aji menjelaskan mereka dapat berasal dari penugasan Puskesmas, Pemerintah Desa, atau rekrutmen langsung oleh Klinik Desa/Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih.

Yang terpenting, semua tenaga kesehatan di Klinik Desa diwajibkan memiliki Surat Tanda Registrasi (STR) dan Surat Izin Praktik (SIP) sesuai peraturan. “Ini menjamin layanan yang diberikan tetap profesional dan sesuai standar medis,” tukasnya.

Target utama layanan Klinik Koperasi Merah Putih adalah seluruh masyarakat yang berdomisili di desa/kelurahan. Tidak terbatas pada anggota koperasi saja. Layanan mencakup seluruh kelas usia, mulai dari ibu hamil, bayi, anak-anak, remaja, dewasa, hingga lansia.

Jenis Layanan yang Disediakan Meliputi:

  • Paket layanan kesehatan terstandar sesuai siklus hidup: Edukasi kesehatan, imunisasi, skrining penyakit, pemeriksaan laboratorium sederhana, dan pengobatan terbatas.
  • Peningkatan partisipasi masyarakat dalam bidang kesehatan: Kegiatan pemberdayaan masyarakat seperti senam lansia.
  • Pelayanan pengembangan: Praktik mandiri dokter, dokter gigi, fisioterapi, dan kesehatan tradisional.

Fasilitas minimal mencakup ruang administrasi, pemeriksaan ibu dan anak, dewasa dan lansia, serta ruang pemberdayaan masyarakat, seringkali memanfaatkan Puskesmas Pembantu (Pustu) atau Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) yang sudah ada.

Hebatnya lagi, klinik ini terintegrasi dengan sistem BPJS Kesehatan dan program-program pemerintah lainnya. Seperti Program Rujuk Balik. Sehingga memudahkan masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan yang layak.

Bahkan, bagi masyarakat yang tinggal di wilayah 3T (Tertinggal, Terdepan, dan Terluar), klinik ini juga tersedia.

BACA JUGA:Ngeri! Ular Piton Sepanjang 3 Meter Berkeliaran di Permukiman Warga Baubau

Aji memastikan fasilitas minimal di klinik 3T mencakup ruang administrasi dan pemeriksaan. Yang terpenting, layanan preventif dan promotif tidak dikenakan biaya. Termasuk bagi mereka yang belum memiliki BPJS.

Ini adalah bukti komitmen pemerintah untuk memastikan akses kesehatan yang merata di seluruh Indonesia.

Konektivitas dan Literasi Digital untuk Semua

Di era digital, infrastruktur komunikasi menjadi tulang punggung setiap program Pembangunan. Tak terkecuali Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih (KDMP/KKMP).

Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) memegang peranan krusial dalam memastikan program ini berjalan mulus. Khususnya aspek konektivitas dan literasi digital.

Dukungan Komdigi diwujudkan melalui penggabungan koneksi internet berkecepatan tinggi dengan pelatihan digital berjenjang bagi pengelola koperasi desa.

Menteri Komunikasi dan Digital, Meutya Hafid, memastikan ketersediaan jaringan digital yang andal dan merata di wilayah prioritas KDMP.

Ini untuk memperkuat literasi digital melalui pelatihan SDM koperasi secara sistematis.

"Pendampingan ini berjalan kolaboratif bersama komunitas digital lokal dan dinas komunikasi daerah agar sesuai kebutuhan tiap desa," kata Meutya.

Komdigi juga akan rutin melakukan audit jaringan untuk mengantisipasi lonjakan trafik dan peningkatan kebutuhan data, menjamin kualitas layanan yang prima.

Kolaborasi dengan Kementerian Koperasi dan UKM telah dimulai untuk mengintegrasikan Digitalent Academy, platform pelatihan digital Komdigi ke dalam super apps koperasi yang tengah dikembangkan.

Contoh keberhasilan awal program ini terlihat di Klaten Jawa Tengah. Sebanyak 379 desa dan 26 kecamatan telah terhubung dengan jaringan fiber optik dan Optical Distribution Point (ODP). Program ini menghilangkan area blankspot dan mencapai cakupan 4G 100 persen di wilayah permukiman.

Hal senada disampaikan Wakil Menteri Komunikasi dan Digital, Nezar Patria. Dia mengungkapkan Komdigi ditugaskan membangun infrastruktur digital dan interoperabilitas platform yang akan digunakan oleh Koperasi Merah Putih di seluruh Indonesia.

BACA JUGA:Pesawat Latih Jatuh di Lokasi Pemakaman Bogor, Eks Pilot F16 Marsma TNI Fajar Adriyanto Gugur

"Kita sesuai dengan rencana nasional tentang Koperasi Merah Putih. Komdigi kebagian menyiapkan digitalisasinya dalam konteks infrastruktur plus interoperabilitas dari platform yang akan dipakai di Koperasi Merah Putih," tegas Nezar.

Digitalisasi menjadi kunci utama untuk memodernisasi koperasi. Hal ini dinilai penting untuk pengelolaan keuangan, serta memperluas akses pasar bagi anggota koperasi.

Komdigi fokus pada pembangunan infrastruktur digital. Misinya memastikan semua desa memiliki akses yang sama terhadap teknologi.

"Kita berkoordinasi dengan kementerian lain. Terutama Kementerian Koperasi, untuk menentukan adopsi teknologi yang cocok. Tujuannya, agar Koperasi Merah Putih dapat berjalan sesuai harapan. Mendukung efisiensi distribusi pangan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat pedesaan," tambah Nezar.

Dukungan Pemerintah Daerah

Kepala Dinas PPKUKM DKI Jakarta, Elisabeth Ratu Rante Allo, menargetkan seluruh 267 Koperasi Kelurahan Merah Putih di Jakarta dapat beroperasi dalam 3 bulan ke depan.

Koperasi Melawai sebagai percontohan. Wakil Gubernur DKI Jakarta, Rano Karno, juga telah memastikan penerbitan 267 perizinan.

"Untuk koperasi kelurahan dan ditargetkan 3 bulan ke depan. 267 semuanya sudah akan beroperasi," ujar Ratu.

Menurutnya, dalam koperasi tersebut terdapat bahan pangan dan kebutuhan pokok lainnya yang dipasok oleh BUMD dan BUMN.

BUMD yang dilibatkan adalah PT. Food Station Tjipinang Jaya, Perumda Dharma Jaya dan PD Pasar Jaya.

Sementara untuk gerai Koperasi Kelurahan Merah Putih di Jakarta, didukung Bank Mandiri dan Bank Jakarta (Dulu Bank DKI).

BACA JUGA:Cair Mulai Agustus! Insentif Guru Non-ASN 2025 Turun Jadi Rp2,1 Juta, Cek Syarat dan Cara Pengecekannya

"Nantinya kita akan merambah ke logistik berkolaborasi dengan PT Pos Indonesia dan mungkin juga dengan marketplace lainnya," papar Ratu.

Menuju Indonesia Emas yang Sejahtera

Program Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih (KDMP/KKMP) yang digagas oleh Presiden Prabowo Subianto adalah sebuah langkah strategis dan transformatif menuju perwujudan visi Indonesia Emas 2045.

Dengan fokus pada penguatan ekonomi desa dan kelurahan, peningkatan kesejahteraan masyarakat, dan kemandirian pangan. Program ini menawarkan solusi komprehensif untuk berbagai permasalahan ekonomi yang telah lama membelenggu.

KDMP/KKMP adalah sebuah ekosistem yang terintegrasi. Menggabungkan prinsip-prinsip gotong royong dengan inovasi digital. Dukungan permodalan cerdas, serta perluasan layanan esensial seperti kesehatan.

Hal ini menegaskan keseriusan pemerintah dalam menciptakan model ekonomi kerakyatan yang modern dan berkelanjutan.

Keberhasilan program ini akan sangat bergantung pada partisipasi aktif masyarakat, adaptasi terhadap potensi lokal, serta komitmen yang berkelanjutan dari semua pihak.

Koperasi Merah Putih diharapkan dapat mengubah stigma lama tentang koperasi menjadi sebuah institusi yang dinamis, transparan, dan bermanfaat.

Kisah sukses Koperasi Mekarjaya dan Kelurahan Merah Putih Melawai adalah cermin potensi besar program KDMP/KKMP.

BACA JUGA:Pilihan Ikan Hias Air Tawar Terbaik: Ini Daftar yang Gampang Dirawat!

Dengan dukungan teknologi, kemitraan strategis, dan semangat gotong royong, koperasi ini tidak hanya menjadi pusat transaksi.

Tetapi juga pusat komunitas yang berdaya. Dapat mewujudkan mimpi besar bagi pemerintah, masyarakat, dan penerima manfaatnya.

Tantangan pasti ada. Tapi selalu muncul harapan. Dengan dukungan pemerintah pusat, kolaborasi lintas kementerian dan semangat gotong royong dari masyarakat, Koperasi Merah Putih memiliki landasan yang kuat untuk tumbuh dan berkembang.

Koperasi Merah Putihbadalah wadah berekspresi, diskusi dan kolaborasi bagi komunitas lokal.

Di sisi lain, program ini juga menjadi katalisator kebangkitan semangat gotong royong. Koperasi ini dijalankan dengan prinsip usaha milik bersama.

Fokusnya pada pemberdayaan ekonomi masyarakat dan menciptakan rasa kepemilikan dan tanggung jawab kolektif.

Harapan besar terletak pada kemampuan koperasi untuk menjadi ujung tombak kesejahteraan masyarakat, mengubah ekonomi lokal dan menjadi pilar kokoh mewujudkan Indonesia Emas 2045.

Ini adalah cerita tentang instruksi presiden bisa menggerakkan ribuan desa dan kelurahan di seluruh Indonesia. Mengubah nasib jutaan orang. Sekaligus membuktikan gotong royong adalah kekuatan sejati bangsa.

Dengan terus berinovasi dan beradaptasi dengan teknologi, Koperasi Merah Putih akan menjadi model bisnis masa depan yang mengutamakan kesejahteraan bersama.(tim lipsus disway.id)

Artikel ini telah tayang di disway.id grup radarpena.co.id dengan judul Koperasi Merah Putih: Kekuatan Baru

Sumber: