Peringatan BMKG: Musim Kemarau Mundur, Hujan Makin Deras!

Hujan dan angin kencang berpotensi terjadi di wilayah Sultra hari ini--net
sultra.disway.id – Musim kemarau yang ditunggu-tunggu ternyata belum datang juga ke banyak wilayah Indonesia!
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengumumkan bahwa awal musim kemarau tahun 2025 mengalami kemunduran signifikan, bahkan lebih dari 29 persen zona musim di tanah air masih diguyur hujan hingga akhir Juni.
“Biasanya, di akhir Juni itu lebih dari 60 persen wilayah sudah masuk musim kemarau. Tapi sekarang baru sekitar 30 persen,” kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, Senin (7/7).
Musim kemarau telat hadir di daerah-daerah strategis seperti: Lampung, Sebagian besar Pulau Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB), dan Nusa Tenggara Timur (NTT).
BACA JUGA:Ironi Pulau Kabaena: Kaya Nikel, Warga Hidup dalam Kemiskinan dan Krisis Lingkungan
Hujan Lebat Terus Berlanjut, Sampai Oktober
Sejak Mei 2025, BMKG mencatat anomali curah hujan di atas normal di banyak wilayah Indonesia.
Dan kabar buruknya, tren ini diprediksi terus berlangsung hingga Oktober 2025. Artinya, potensi cuaca ekstrem masih membayangi aktivitas masyarakat.
Penyebab Kemarau Molor:
- Monsun Australia Melemah
- Suhu muka laut tetap hangat di selatan Indonesia
- Aktivitas gelombang Kelvin di utara Jawa & Laut Jawa
- Perlambatan dan belokan angin di Jawa bagian barat dan selatan
“Seluruh kondisi ini bikin atmosfer makin labil dan memicu hujan deras yang tak kunjung reda,” jelas Dwikorita.
BACA JUGA:Tragedi Cinta Segitiga Berdarah di Konawe: Penikaman Terjadi Kompleks Perkantoran Pemerintah
Ancaman Nyata: Banjir, Longsor, dan Macet
Kondisi ini jelas bikin repot. Banjir, tanah longsor, hingga pohon tumbang dilaporkan terjadi di berbagai daerah, termasuk:
- Bogor, Mataram, Tangerang, Jakarta Timur
- Bantaeng, Bulukumba, Sinjai (Sulawesi Selatan)
- Kalimantan Timur
- Maluku
- Papua bagian utara & tengah
Kerusakan infrastruktur, aktivitas terganggu, dan macet parah jadi dampak yang dirasakan warga di daerah padat dan pusat transportasi.
BMKG memberikan peringatan khusus bagi wilayah tujuan wisata dan daerah padat penduduk. Cuaca buruk bisa datang tiba-tiba saat orang-orang sedang menikmati liburan sekolah.
“Wilayah seperti Jabodetabek harus ekstra waspada. Selain hujan deras, potensi banjir dan kemacetan juga tinggi,” tegas Dwikorita.
Sumber: