Video Mencekam Viral! Rumah Doa GKSI Diserang di Padang, Dua Anak Jadi Korban

Video Mencekam Viral! Rumah Doa GKSI Diserang di Padang, Dua Anak Jadi Korban

Video mencekam aksi pembubaran paksa di rumah doa di Padang Sumatra Barat--

sultra.disway.id – Video mencekam insiden intoleransi terjadi di Kota Padang, Sumatra Barat. Sebuah rumah doa milik jemaat Kristen di Kelurahan Padang Sarai, Kecamatan Koto Tangah, dirusak sekelompok massa pada Minggu (27/7/2025) sore.

Ironisnya, dua anak berusia 9 dan 11 tahun turut menjadi korban pemukulan dalam aksi brutal tersebut.

Peristiwa memilukan itu terjadi sekitar pukul 16.00 WIB, saat kegiatan pendidikan agama tengah berlangsung.

Menurut keterangan Pendeta GKSI Anugerah Padang, F. Dachi, massa datang secara tiba-tiba membawa kayu, batu, dan senjata tajam sambil meneriakkan tuntutan agar rumah doa dibubarkan.

BACA JUGA:Viral! Taksi Online Dihadang Ojek Pangkalan di Tigaraksa, Ibu dan Bayi Dipaksa Turun Saat Hujan Deras

“Anak-anak langsung histeris dan lari menyelamatkan diri. Dua dari mereka mengalami pemukulan serius dan kini sedang dirawat,” ujar Dachi dengan nada sedih.

Aksi Anarkis dan Intimidasi Warga

Tak hanya melakukan kekerasan fisik, para pelaku juga merusak fasilitas rumah doa. Kaca jendela, kursi plastik, dan perlengkapan ibadah dilaporkan hancur akibat lemparan dan pukulan.

Seorang saksi mata, Baja Baruhu (57), mengaku melihat langsung aksi perusakan tersebut. “Saya ketakutan dan langsung lari. Mereka datang ramai-ramai sambil berteriak dan melempar batu,” ungkapnya.

Wakapolda Sumbar, Brigjen Pol Solihin, menyatakan bahwa pihaknya telah mengamankan sembilan terduga pelaku berdasarkan rekaman video yang beredar luas di media sosial.

“Beberapa di antaranya masih mengenakan pakaian yang sama saat kejadian berlangsung,” katanya. Namun hingga kini, laporan resmi terkait penganiayaan anak-anak masih ditunggu kepolisian.

BACA JUGA:Jadwal Lengkap Pendaftaran KIP Kuliah 2025 Jalur Mandiri, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Menanggapi insiden tersebut, Wali Kota Padang, Fadli Amran, menyampaikan permintaan maaf kepada umat Kristen, khususnya warga Nias yang menjadi korban.

Ia menilai kejadian ini sebagai bentuk miskomunikasi antara pengurus lingkungan dan pihak rumah doa.

“Informasi mengenai kegiatan ibadah tidak sampai ke RW. Tapi kejadian ini jelas menjadi catatan serius bagi kami,” ujarnya.

Sumber: