Akhirnya Terungkap! Fakta Sebenarnya di Balik Video Viral '1 vs 7 Kendari' yang Heboh di Medsos

Akhirnya Terungkap! Fakta Sebenarnya di Balik Video Viral '1 vs 7 Kendari' yang Heboh di Medsos

Tangkapan video 1 vs 7 Kendari--

sultra.disway.id – Jagat media sosial kembali dihebohkan dengan kemunculan sebuah frasa yang membuat warganet ramai berspekulasi: “Video Kendari 1 vs 7”.

Ramai dibahas di TikTok, X (dulu Twitter), hingga grup WhatsApp, banyak yang mengira video tersebut merekam insiden tawuran brutal atau kejadian luar biasa di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara.

Namun setelah ditelusuri, fakta sebenarnya jauh dari dugaan publik.

BACA JUGA:Andini Permata Masih Jadi Momok, Netizen Kini Berburu Lebih dari 10 Link Videonya, Waspada!

Istilah “1 vs 7 Kendari” ternyata merupakan plesetan atau kode yang sengaja diciptakan untuk menyamarkan konten berbau vulgar.

Kata “Kendari” bukan merujuk pada nama kota di Sulawesi Tenggara, melainkan singkatan dari frasa yang dimodifikasi menjadi:

“Kendu bARu laRI”

Praktik penyamaran semacam ini digunakan oleh oknum kreator konten agar bisa menghindari deteksi sistem sensor otomatis di berbagai platform digital.

Dengan teknik manipulatif, konten yang berpotensi melanggar pedoman komunitas tetap bisa tersebar luas.

Tren viral semacam ini bekerja dengan menyisipkan teka-teki, emoji misterius, atau istilah ambigu yang memancing rasa penasaran netizen.

Saat diklik, pengguna baru menyadari bahwa isi video atau tautannya tidak sesuai dengan ekspektasi, dan seringkali justru menyesatkan.

BACA JUGA:Viral! Istri Lagi Karaoke Mesra dengan Pria Lain Digerebek Suami

Yang disayangkan, nama Kota Kendari terseret tanpa keterlibatan apa pun dalam konten tersebut. Akibatnya, reputasi daerah tercoreng karena dikaitkan dengan konten negatif yang bersifat clickbait bahkan ilegal.

Waspadai Jebakan 

Makin maraknya pencarian terhadap “video lengkap Kendari 1 vs 7” juga memunculkan banyak tautan mencurigakan di kolom komentar, pesan langsung, hingga grup obrolan.

  • Pakar keamanan digital mengingatkan bahwa tautan-tautan tersebut berpotensi:
  • Mengarah ke situs phishing yang mencuri data pribadi
  • Menjebak pengguna dalam penipuan (scam)
  • Mengunduh malware atau virus yang bisa merusak perangkat

Sumber: