Jokowi Dikabarkan Ada di Pusaran Tambang Nikel Raja Ampat, Ini Penjelasan Bahlil Lahadalia

Menteri ESDM Bahlil Lahadalia--radarpena.co.id Disway group
sultra.disway.id – Isu mengenai keterlibatan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan keluarganya dalam kegiatan pertambangan di Raja Ampat, Papua Barat Daya, belakangan ini santer beredar di media sosial.
Namun, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia dengan tegas membantah rumor tersebut.
Dalam keterangannya kepada awak media di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Selasa (10/6/2025), Bahlil menjelaskan duduk perkara isu tersebut.
Ia menegaskan bahwa izin-izin pertambangan yang dimaksud telah terbit jauh sebelum era pemerintahan Presiden Jokowi.
BACA JUGA:Wisatawan Terseret Ombak di Pantai Taipa Konawe Utara, Begini Kondisinya Saat Ditemukan
"Oh, itu enggak ada. Itu 'kan izin-izinnya keluar jauh sebelum pemerintahan Pak Jokowi," kata Bahlil lugas.
Izin Pertambangan Diterbitkan di Era Pra-Jokowi
Bahlil menjelaskan secara rinci bahwa empat Izin Usaha Pertambangan (IUP) yang baru saja dicabut oleh pemerintah pusat, faktanya diterbitkan antara tahun 2004 hingga 2006.
Periode ini jelas mendahului masa jabatan Jokowi sebagai Presiden Republik Indonesia.
"Yang empat IUP kita cabut itu, keluar tahun 2004, 2006. Masih rezim undang-undang yang izinnya dari daerah," jelas Bahlil.
Ia menambahkan, pada waktu itu, kewenangan pemberian izin pertambangan masih berada di tangan pemerintah daerah, sesuai dengan regulasi yang berlaku pada masanya.
BACA JUGA:Pendidikan Gratis Sekolah Swasta dan Negeri, Wamendikdasmen: Kemungkinan Berlaku Tahun Depan
Mengenai keberadaan PT Gag Nikel yang masih memiliki izin operasi di wilayah Raja Ampat, Bahlil juga memberikan klarifikasi.
Ia menegaskan bahwa PT Gag Nikel bukanlah entitas baru. Perusahaan ini telah memiliki kontrak karya sejak era Orde Baru, jauh sebelum isu keterlibatan Jokowi muncul.
"Kalau PT Gag itu sejak 1972 kontrak karya. Bahkan sejak 1998 juga sudah kontrak karya. Jadi, tidak ada sama sekali keterkaitan dengan Pak Jokowi ataupun Ibu Iriana," tegas Bahlil.
Sumber: