BMKG Ungkap Penyebab Gempa Dangkal M4,6 yang Guncang Muna Barat, Sulawesi Tenggara

BMKG Ungkap Penyebab Gempa Dangkal M4,6 yang Guncang Muna Barat, Sulawesi Tenggara

Ilustrasi gempa--

sultra.disway.id - Gempa bumi berkekuatan Magnitudo (M) 4,6 mengguncang wilayah Timur Laut Muna Barat, Sulawesi Tenggara, pada Senin (13/10/2025) pukul 05.08 WIB.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memastikan bahwa gempa tersebut dipicu oleh aktivitas sesar aktif di sekitar kawasan Timur Laut Muna Barat.

Menurut laporan Kepala Stasiun Geofisika Kendari, Rudin, episenter gempa berada pada koordinat 4,77 LS dan 122,59 BT, tepatnya di darat, sekitar 16 kilometer arah Timur Laut Muna Barat dengan kedalaman 5 kilometer.

“Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi ini merupakan jenis gempa dangkal akibat aktivitas Sesar Aktif di Timur Laut Muna Barat,” jelas Rudin dalam keterangan resminya, Senin (13/10).

BACA JUGA:Gempa M 6,0 Guncang Poso, 32 Orang Luka-Luka dan Puluhan Rumah Rusak

Berdasarkan peta guncangan (shakemap) dan laporan masyarakat, getaran gempa dirasakan cukup kuat di wilayah Muna Barat dan Muna, dengan intensitas III–IV MMI.

Getaran tersebut terasa di dalam rumah oleh banyak orang dan di luar rumah oleh sebagian warga. Beberapa perabotan rumah seperti gerabah pecah, jendela dan pintu berderik, serta dinding berbunyi akibat getaran.

Meski begitu, BMKG memastikan gempa M4,6 di Muna Barat tidak berpotensi menimbulkan tsunami. Hingga pukul 05.35 WIB, hasil monitoring BMKG juga belum mencatat adanya aktivitas gempa susulan.

Rudin mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan tidak mudah percaya terhadap isu atau informasi palsu yang beredar pascagempa.

BACA JUGA:Gempa Magnitudo 4,2 Guncang Sultra, Warga Muna Rasakan Getaran Kuat

Warga juga disarankan untuk mengecek kondisi bangunan tempat tinggal masing-masing sebelum kembali beraktivitas di dalam rumah.

“Pastikan bangunan tempat tinggal Anda cukup tahan gempa, dan tidak ada kerusakan yang bisa membahayakan kestabilan struktur bangunan,” ujarnya.

Selain itu, masyarakat diminta menjauhi area dengan bangunan retak atau rusak, serta meningkatkan kewaspadaan terhadap kemungkinan gempa susulan, meskipun hingga kini belum terdeteksi.

Sumber: