Peringatan BMKG: Masyarakat Sultra Diminta Waspada Cuaca Ekstrem Hujan Petir Hari Ini!

 Peringatan BMKG: Masyarakat Sultra Diminta Waspada Cuaca Ekstrem Hujan Petir Hari Ini!

Masyarakat diminta mewaspadai Hujan dan petir --istimewa

sultra.disway.id — Warga Sulawesi Tenggara diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap cuaca ekstrem pada Jumat, 11 Juli 2025. 

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) serta layanan cuaca internasional mencatat kondisi atmosfer di wilayah Sultra sedang labil akibat pertemuan massa udara basah dari Samudera Pasifik dan Laut Banda. 

Hal ini menjadi pemicu awan konvektif yang dapat menimbulkan badai petir lokal dan hujan intensitas sedang hingga lebat.

BACA JUGA:Ternyata Bukan Cuma Satu, Ada 4 Link Video Viral Andini Permata yang Gegerkan Dunia Maya

Dalam laporan harian BMKG Wilayah IV Makassar, potensi hujan disertai petir diprediksi terjadi sejak pagi hari, khususnya di wilayah pesisir dan dataran rendah seperti Kendari, Konawe, Bombana, hingga Baubau.

Kondisi atmosfer di atas wilayah Sultra saat ini tergolong labil akibat pertemuan massa udara basah dari Laut Banda dan angin timuran yang cukup kencang. Hal ini memicu pembentukan awan konvektif jenis Cumulonimbus.

Prakiraan Cuaca Jumat 11 Juli 2025 di Beberapa Wilayah Sultra:

Kendari: Pagi hujan petir, siang berawan, malam hujan ringan.

Baubau: Pagi berawan, siang hujan sedang, malam hujan ringan.

Kolaka: Hujan ringan sepanjang hari.

Buton Selatan & Konawe Selatan: Umumnya berawan, potensi gerimis sore hingga malam.

Suhu udara berkisar antara 24–31°C, dengan kelembapan tinggi mencapai 85–95 persen. Angin bertiup dari timur hingga tenggara dengan kecepatan antara 10–25 km/jam.

BACA JUGA:Buruan Klaim! Ini 7 Kode Redeem Mobile Legends Limited Edition Kamis, 10 Juli 2025

Peralihan Musim dan Fenomena Lokal

Meski secara kalender musim Sulawesi Tenggara sudah memasuki kemarau, BMKG menyebut wilayah ini termasuk dalam kategori kemarau basah. 

Artinya, masih terjadi hujan akibat dinamika atmosfer dan fenomena lokal seperti suhu permukaan laut yang masih hangat serta pengaruh angin monsun timuran.

Sumber: