Dianggap Pemimpin Emosional, Dedi Mulyadi: Bagi Saya Itu Tidak Penting

 Dianggap Pemimpin Emosional, Dedi Mulyadi: Bagi Saya Itu Tidak Penting

Dedi Mulyadi marah--humas jabar

sultra.disway.id - Dedi Mulyadi menjelaskan alasan dirinya marah kepada suporter Persikas di acara 'Nganjang Ka Warga' pada Rabu malam (28/5/2025). 

Penjelasan itu dia ungkapkan lewat akun Instagram pribadinya, beberapa jam lalu. 

Menurutnya, kejadian itu berlangsung ketika ia tengah berdialog dengan seorang ibu yang hidup dalam kesusahan.

"Saya malam itu marah karena ada sekelompok orang yang tidak memiliki adab dalam hidupnya. Di saat air mata jatuh karena rasa empati pada derita seorang ibu yang memiliki 4 anak dan membiayai mereka hanya dengan memungut botol bekas, tapi anak-anaknya tumbuh dengan baik," ungkapnya.

BACA JUGA:Akhirnya Bansos PKH dan BPNT Tahap II Cair, Cek Status Penerima di Sini

Ia juga menjelaskan sang ibu ditinggal oleh suaminya yang menikah lagi dengan perempuan lain. Dalam suasana penuh haru itu, justru muncul kericuhan dari kelompok suporter Persikas.

"Ini berteriak yel-yel untuk menyelamatkan Persikas karena klubnya berpindah tempat dibeli oleh pihak lain. Tentunya sikap ini adalah sikap yang tidak beradab, yang menempatkan sebuah masalah tidak pada tempatnya," lanjut Dedi.

Lebih lanjut, Dedi menilai aksi tersebut menunjukkan betapa mudahnya seseorang kehilangan empati hanya demi fanatisme sempit. 

Ia menyayangkan orang-orang tersebut terlalu mengedepankan ego dalam membela klub sepak bola, tetapi abai terhadap penderitaan warga di sekitarnya.

BACA JUGA:Kode Redeem Mobile Legends Hari Ini – Selasa, 27 Mei 2025: Klaim Skin dan Hadiah Gratis!

"Yang paling penting adalah bahwa hilangnya nalar rasa, hilangnya hati dan hilangnya cinta pada orang yang terlalu mengedepankan ego untuk membela klubnya, tetapi mengabaikan fakta derita yang dihadapi oleh warga di hadapan matanya," ujarnya penuh penekanan.

Dedi juga menyadari tindakan tegasnya malam itu bisa berujung pada penilaian negatif terhadap dirinya. Ia bahkan memprediksi akan disebut sebagai pemimpin yang emosional. 

Namun, ia menegaskan baginya, mendidik rakyat jauh lebih penting daripada sekadar menjaga citra atau elektabilitas.

"Kemarahan saya akan di-framing jadi pemimpin yang emosional dan dibawa ke mana-mana. Bagi saya itu tidak penting. Silakan saja, tapi mendidik rakyat bagi saya jauh lebih penting dari sekadar popularitas dan elektabilitas," pungkas Dedi. 

Sumber: