1 dari 2 Pemancing yang Hilang di Perairan Kolaka Ditemukan, Begini Kondisinya
Tim SAR Kendari evakuasi jenazah pemancing di perairan Kolaka --ist
sultra.disway.id - Upaya pencarian terhadap dua pemancing yang dilaporkan hilang di Perairan Totobo, Kecamatan Pomalaa, Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara, akhirnya membuahkan hasil. Tim SAR gabungan berhasil menemukan satu dari dua korban dalam kondisi meninggal dunia pada Senin (10/11/2025).
Kepala Kantor SAR Kendari, Amiruddin, mengungkapkan bahwa jenazah yang ditemukan bernama Andika, salah satu dari dua pemancing yang sebelumnya dilaporkan tenggelam sejak Minggu (9/11).
“Pada pukul 16.10 WITA, tim SAR gabungan berhasil menemukan korban sekitar 2,5 mil laut ke arah timur dari lokasi awal kejadian,” ujar Amiruddin di Kendari, Senin sore.
BACA JUGA:6 Pemancing Dihantam Ombak Perairan Kolaka, 4 Selamat, 2 Hilang
Setelah ditemukan, jenazah Andika langsung dievakuasi dan dibawa ke RS Antam Pomalaa untuk proses lebih lanjut.
Sementara itu, satu korban lainnya bernama Alfito masih dalam proses pencarian oleh tim gabungan. Operasi SAR masih terus dilanjutkan hingga batas waktu yang ditentukan sesuai prosedur.
Amiruddin menjelaskan bahwa laporan mengenai insiden ini pertama kali diterima oleh pihak SAR pada Minggu (9/11) sekitar pukul 17.30 WITA. Informasi awal menyebutkan bahwa sebuah perahu berisi enam orang pemancing terbalik akibat hantaman gelombang tinggi.
“Empat orang berhasil selamat, yakni M. Surahman, M. Sabrianto, Aswar, dan Pian. Namun dua orang lainnya, Alfito dan Andika, sempat hilang terbawa arus,” jelasnya.
Menindaklanjuti laporan tersebut, Tim Penyelamat Pos SAR Kolaka langsung dikerahkan ke lokasi kejadian yang berjarak sekitar 6,21 mil laut dari Pos SAR Kolaka. Pencarian dilakukan dengan metode penyisiran laut menggunakan perahu karet serta dukungan dari nelayan setempat.
BACA JUGA:Daftar 10 Pahlawan Nasional Terbaru 2025
Pihak SAR mengimbau masyarakat pesisir dan para nelayan untuk selalu memperhatikan kondisi cuaca dan gelombang laut sebelum melaut, terutama di tengah musim hujan yang berpotensi menimbulkan cuaca ekstrem di wilayah Sulawesi Tenggara.
Sumber: