Tragis! Siswi MTsN 1 Konawe Nyaris Lumpuh Usai Kursinya Ditarik Teman Sekelas

Detik-detik kursi AMZ, siswi MTsN 1 Konawe ditarik kawannya--ist
sultra.disway.id - Kasus dugaan perundungan atau bullying kembali terjadi di lingkungan sekolah. Seorang siswi kelas VII Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) 1 Konawe, Sulawesi Tenggara, berinisial AMZ (12), mengalami cedera serius di bagian tulang ekor usai kursinya ditarik oleh teman sekelasnya saat hendak duduk.
Akibat insiden tersebut, AMZ kini tidak bisa berjalan dan terancam lumpuh permanen. Kondisinya membuat ia harus berhenti sementara dari aktivitas belajar di sekolah.
Peristiwa nahas itu terjadi pada Rabu, 16 Oktober 2025, sekitar pukul 10.00 WITA, di ruang kelas VII-3 MTsN 1 Konawe.
BACA JUGA:Viral! Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa Makan di Warung Kaki Lima, Begini Respon Warganet
Saat itu, korban hendak duduk di kursinya ketika tiba-tiba salah satu teman menarik kursi tersebut. AMZ pun terjatuh dengan keras ke lantai.
“Ada temannya yang tarik kursi saat anak saya mau duduk. Akibatnya dia jatuh dan sampai sekarang belum bisa berdiri. Sudah dua kali kami bawa ke tempat urut, tapi belum ada perubahan,” ujar Sugiarto, ayah korban, saat ditemui Kamis (16/10/2025).
Akibat jatuh tersebut, tulang ekor AMZ diduga mengalami benturan keras. Kini, ia kesulitan bergerak dan belum mampu berdiri.
Kondisi itu membuat keluarga cemas akan kemungkinan lumpuh permanen jika tidak segera mendapatkan penanganan medis yang tepat.
“Tulang ekornya cedera, sampai sekarang sulit bergerak,” ungkap Sugiarto dengan nada khawatir.
BACA JUGA:Kejagung Geledah Kantor Dinas Kehutanan Sultra, Diduga Terkait Kasus Tambang, Ini yang Diamankan
Sugiarto menambahkan, pihaknya sempat mencoba meminta kejelasan kepada pihak sekolah terkait insiden ini. Namun, pihak MTsN 1 Konawe disebut belum memberikan penjelasan yang memuaskan.
“Setahu saya, di setiap ruangan kelas ada CCTV. Tapi anehnya, saat kejadian, CCTV di kelas anak saya tiba-tiba blur sejak jam 5 subuh. Jadi rekaman tidak bisa diperiksa,” ucapnya kecewa.
Atas dasar itu, keluarga korban berencana melaporkan pihak sekolah ke Komnas Perlindungan Anak jika tidak ada langkah serius untuk menindaklanjuti kejadian ini.
“Kami titipkan anak kami untuk mendapat ilmu, bukan menjadi korban bullying,” tegas Sugiarto.
Sumber: