Aniaya Mahasiswa, Dosen UM Kendari Jadi Tersangka

Aniaya Mahasiswa, Dosen UM Kendari Jadi Tersangka

Tangkapan layar oknum Dosen UM Kendari aniaya mahasiswannya--ist

sultra.disway.id - Seorang dosen Universitas Muhammadiyah (UM) Kendari, berinisial MA, resmi ditetapkan sebagai tersangka kasus penganiayaan terhadap mahasiswa berinisial AD.

Kasus ini mencuat usai viral video dugaan kekerasan di area kampus yang disebut dipicu oleh persoalan pakaian dari program studi (prodi) lain.

Kasat Reskrim Polresta Kendari, AKP Welliwanto Malau, membenarkan bahwa status MA telah naik menjadi tersangka setelah dilakukan gelar perkara.

“Iya, sudah ditetapkan sebagai tersangka. Hasil gelar perkara menunjukkan cukup bukti bahwa dosen MA melakukan penganiayaan terhadap AD,” ujar Welli, Sabtu (5/10/2025).

BACA JUGA:Dosen UM Kendari Hajar Mahasiswanya, Ini Penyebabnya

Meski begitu, MA belum ditahan. Polisi masih menunggu proses pemeriksaan lanjutan. Welli juga menyebut pihaknya terbuka untuk mediasi jika kedua belah pihak sepakat.

“Bila ada upaya perdamaian, silakan ajukan ke kami. Nanti penyidik bisa menindaklanjuti melalui mekanisme restorative justice,” tambahnya.

Insiden ini terjadi di pelataran Kampus UM Kendari, Jalan KH Ahmad Dahlan, Kecamatan Kadia, Kota Kendari. Berdasarkan laporan korban, AD mengaku ditendang dan dibanting oleh dosen MA.

“Saya ditendang dua kali, dibanting ke tanah, bahkan sempat dipukul waktu saya bangun. Badan saya memar semua,” ungkap AD kepada wartawan.

Kejadian itu sempat dimediasi oleh pihak kampus, namun tidak menemukan titik terang, sehingga AD melapor ke polisi pada Senin (29/9/2025).

BACA JUGA:Geger! Dosen UNM Asal Muna Ditemukan Tewas Tergantung di Pohon

Menurut pengakuan AD, masalah bermula karena ia mengenakan pakaian dari prodi Teknik Lingkungan, sementara dirinya adalah mahasiswa Arsitektur.

“Saya pakai baju prodi Lingkungan, terus beliau marah. Katanya, ‘Mahasiswa apa kau ini? Kenapa pakai baju Lingkungan?’ Lalu saya ditendang,” jelas AD.

Humas UM Kendari, Muhammad Ihsan, mengatakan pihak kampus masih mendalami motif kejadian tersebut karena terdapat klaim berbeda antara dosen dan mahasiswa.

Sumber: