Film Animasi ‘Merah Putih: One for All’ Banjir Kritik

Film Animasi ‘Merah Putih: One for All’ Banjir Kritik

Film animasi Merah Putih One For All senilai Rp6,7 miliar banjir kritik--

sultra.disway.id - Film animasi lokal Merah Putih: One for All, yang rencananya menjadi bagian perayaan HUT ke-80 RI, justru menjadi bahan perbincangan panas di media sosial bahkan sebelum tayang.

 

Trailer resmi yang dirilis menuai gelombang kritik warganet. Visual animasi disebut mirip grafis game PlayStation 2 atau setara animasi era 2000-an, dengan karakter kaku, minim ekspresi, dan gerakan yang terasa tidak alami.

“Visualnya kayak tugas sekolah yang dikejar deadline,” tulis salah satu komentar pedas.

 

Kontroversi semakin memanas setelah publik mengetahui anggaran produksi yang dikabarkan mencapai Rp6,7 hingga Rp6,8 miliar.

BACA JUGA:Link Twibbon 17 Agustus 2025: Ekspresi Cinta Tanah Air Lewat Media Sosial!

Banyak pihak mempertanyakan penggunaan dana tersebut, mengingat kualitas visual yang dianggap tidak sepadan. Bahkan, muncul tudingan bahwa tim produksi menggunakan aset 3D siap pakai dari toko daring alih-alih membuat desain orisinal.

 

Dari sisi cerita, film yang mengangkat kisah persatuan anak-anak lintas suku demi menyelamatkan bendera juga dinilai klise dan kurang inovatif.

Perbandingan pun tak terelakkan dengan film animasi lokal Jumbo, yang sebelumnya mendapat apresiasi berkat visual dan jalan cerita yang lebih solid.

 

Sejumlah warganet menilai proyek ini dikerjakan terburu-buru demi mengejar momentum HUT RI, bukan demi kualitas artistik.

BACA JUGA:Ini Peran Bupati Kolaka Timur Abdul Azis dalam Kasus Korupsi Proyek RSUD Rp126,3 Miliar

Polemik ini pun memicu diskusi lebih luas tentang transparansi anggaran dan tantangan besar bagi industri animasi Indonesia untuk menghadirkan karya yang orisinal, bermutu, dan membanggakan, baik di tingkat nasional maupun internasional.

Sumber: