sultra.disway.id – Ribuan warga dari Kecamatan Lambuya dan Puriala, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara, turun ke jalan dan melakukan aksi blokade di akses utama jalan nasional, tepatnya di pertigaan Kecamatan Lambuya, Minggu pagi (27/7/2025). Akibatnya, arus lalu lintas lumpuh total sepanjang beberapa kilometer.
Aksi massa ini merupakan puncak kekecewaan masyarakat atas kondisi jalan poros Lambuya–Motaha yang mengalami kerusakan parah selama puluhan tahun tanpa ada perbaikan berarti dari pemerintah daerah maupun pusat.
Jalan tersebut merupakan jalur vital yang menopang aktivitas ekonomi dan mobilitas ribuan warga setiap harinya.
“Kami sudah terlalu lama bersabar. Jalan ini rusak sejak belasan tahun lalu dan belum juga diperbaiki,” tegas Cici, salah satu warga yang ikut berorasi di tengah kerumunan.
Massa memarkir kendaraan besar di badan jalan dan membentangkan spanduk bertuliskan tuntutan mereka.
Mereka juga mendirikan tenda di lokasi sebagai simbol bahwa aksi ini bukan sekadar protes sesaat. Dalam orasinya, warga menegaskan bahwa aksi ini dilakukan secara damai, namun serius dan tanpa kompromi.
Warga mendesak Gubernur Sulawesi Tenggara, Mayjen TNI (Purn) Andi Sumangerukka, untuk turun langsung ke lokasi dan melihat kondisi jalan yang dinilai sudah sangat membahayakan keselamatan pengendara.
“Kami tidak akan bubar sebelum Pak Gubernur datang! Kami sudah bosan dijanjikan terus-menerus tanpa hasil nyata,” ujar seorang tokoh masyarakat dengan nada lantang.
BACA JUGA:Daftar 14 Tempat Hiburan Malam yang Dirazia Satpol PP Baubau, Ini Hasilnya
Kemacetan panjang pun tak terhindarkan. Sejumlah kendaraan dari arah Konawe maupun Konawe Selatan terpaksa putar balik, sementara sebagian penumpang memilih berpindah kendaraan secara estafet demi melanjutkan perjalanan.
Aksi blokade ini merupakan lanjutan dari rangkaian unjuk rasa yang sudah dimulai sejak Kamis (24/7/2025).
Namun hingga hari ketiga, warga mengaku belum mendapatkan tanggapan langsung dari pihak pemerintah daerah maupun pusat.
Puluhan aparat kepolisian dan TNI dikerahkan ke lokasi untuk menjaga situasi tetap kondusif. Meski begitu, warga menyatakan tidak akan membubarkan diri sebelum ada kejelasan dan tindakan konkret dari pemerintah.
“Kami hanya ingin jalan kami diperbaiki. Sudah cukup kami jadi korban janji kosong,” seru seorang warga lain dengan nada kesal.