sultra.disway.id - Media sosial kembali dihebohkan dengan beredarnya video viral yang memperlihatkan seorang pelajar perempuan pingsan di tengah lahan kosong.
Video ini menjadi sorotan publik karena diduga kuat sang siswi menjadi korban perundungan atau bullying oleh teman-teman sebayanya.
Dalam video berdurasi singkat tersebut, tampak pelajar perempuan berseragam batik sekolah dalam kondisi tergeletak tak sadarkan diri, dikelilingi oleh sejumlah siswi lainnya. Salah satu siswi dalam video terdengar berkata:
"Sumpah di sini kita ba pukul guys…”
BACA JUGA:Anin Bakrie dan M. Kadafi Tebar Hewan Kurban di Provinsi Lampung
Ucapan itu pun langsung memicu spekulasi bahwa kejadian ini bukan sekadar insiden biasa, tapi bagian dari aksi kekerasan antar pelajar.
Polisi Benarkan Lokasi: Terjadi di MTs Negeri Bombana
Kebenaran peristiwa tersebut dibenarkan oleh Kasat Reskrim Polres Bombana, Iptu Yudha Febri Widanarko, yang mengonfirmasi bahwa kejadian itu memang terjadi di wilayah Rumbia, Kabupaten Bombana.
“Iya benar, siswi MTs Negeri Bombana. Besok akan dilakukan klarifikasi dan mediasi di Polsek Rumbia,” kata Yudha, Minggu (8/6/2025).
Meski waktu dan detail lokasi kejadian belum sepenuhnya diungkap, pihak kepolisian memastikan telah mengundang semua pihak terkait, termasuk korban dan para terduga pelaku.
Korban Masih 14 Tahun
Sementara itu, Kapolsek Rumbia AKP Abdul Kadir mengungkapkan bahwa korban berinisial DR (14 tahun) dan insiden tersebut terjadi pada Kamis, 5 Juni 2025, siang hari di kawasan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kasipute, Kecamatan Rumbia.
“Sudah ada laporan dari keluarga korban, dan kasus ini sedang dalam penyelidikan,” jelas Kadir.
Polisi juga berencana mempertemukan korban dengan terduga pelaku, serta menghadirkan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Bombana dalam proses mediasi.
Rekaman Video Jadi Bukti Awal
Dari video yang beredar, publik menyayangkan tindakan para pelajar yang tampaknya menyepelekan kondisi korban.
Alih-alih memberikan pertolongan, suara-suara dalam video terdengar seolah menganggap pingsannya korban sebagai lelucon atau "drama".