Kisah Haru Mahasiswi UT Kendari Bernama Sisilia: Menulis Tugas dengan Tangan karena Tak Punya Laptop
Tangkapan layar tugas tulisan tangan Mahasiswi UT Kendari--
sultra.disway.id - Di era serba digital ketika tugas kuliah bisa dikerjakan, diketik, dan dikirim hanya lewat ponsel atau laptop, kisah seorang mahasiswi Universitas Terbuka (UT) bernama Sisilia menjadi pengingat bahwa semangat belajar sejati tidak bergantung pada teknologi.
Kisah perjuangan Sisilia viral setelah dosen pembimbingnya, melalui akun TikTok @nusameapicks0706, membagikan momen menyentuh: sebuah tugas kuliah berformat PDF yang berisi tulisan tangan rapi dan jelas, bukan hasil ketikan komputer seperti mahasiswa lainnya.
Tugas itu berjudul “Kewirausahaan Era Digital.” Sebuah judul yang terasa ironis, karena di tengah era digitalisasi, Sisilia justru mengerjakannya secara manual dengan pena dan kertas — tanda ketekunan dan kegigihan luar biasa.
BACA JUGA:Tersingkir dari Skuad Utama, Axel Disasi Tetap Jaga Harapan di Stamford Bridge
Dalam pesan yang dikirim bersama tugasnya, Sisilia menulis dengan sopan dan penuh kejujuran:
“Mohon maaf ibu/bapak dosen, sebelumnya saya mengirim tugasnya ini pakai tulis tangan dikarenakan saya tidak memiliki laptop pribadi. Terima kasih.”
Kalimat sederhana itu sukses menyentuh hati banyak orang. Di balik kata-katanya yang singkat, tersirat ketulusan, kerendahan hati, dan semangat belajar yang tulus tanpa pamrih.
Sang dosen pun mengaku terharu dan membagikan kisah tersebut di media sosial dengan pesan penuh harapan:
“Malam minggu periksa dua tugas mahasiswa UT. Sukses selalu untuk kamu, nak,” tulisnya.
BACA JUGA:Polda Sultra Tetapkan Satu Tersangka Baru Korupsi Kapal Pesiar Azzimut Atlantis 43, Ini Sosoknya
Tak butuh waktu lama, unggahan itu pun viral dan dibanjiri komentar positif dari warganet. Banyak yang menyampaikan rasa salut dan haru, bahkan menjadikan kisah Sisilia sebagai inspirasi untuk tetap berjuang menempuh pendidikan meski di tengah keterbatasan.
Bagi sebagian orang, menulis tangan mungkin sudah dianggap kuno. Namun bagi Sisilia, pena dan kertas adalah simbol tekad, bukan keterbelakangan. Ia menulis bukan karena tidak punya pilihan, melainkan karena tidak mau berhenti belajar.
Kisah Sisilia mencerminkan semangat mahasiswa Universitas Terbuka, kampus yang dikenal menampung para pejuang ilmu dari berbagai latar belakang. Mereka belajar di sela-sela pekerjaan, mengerjakan tugas di tengah keterbatasan, dan terus berusaha demi cita-cita.
Sisilia telah membuktikan bahwa teknologi bisa mempercepat proses belajar, tetapi semangat dan ketekunan tidak pernah bisa digantikan oleh mesin.
Sumber: