sultra.disway.id - Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) kembali membuka akses lapangan kerja bagi masyarakat melalui ajang Job Fair Sultra 2025, yang resmi digelar mulai 23 hingga 25 April 2025 di Aula Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Sultra.
Kegiatan ini menghadirkan 46 perusahaan ternama yang menawarkan 2.613 lowongan kerja dari 216 jenis jabatan, mulai dari level staf hingga manajerial, termasuk formasi khusus bagi penyandang disabilitas.
Kepala Disnakertrans Sultra, LM Ali Haswandy, menegaskan bahwa Job Fair ini merupakan jembatan penting bagi para pencari kerja untuk memperoleh pekerjaan sesuai minat dan kompetensi, sekaligus membantu perusahaan mendapatkan SDM berkualitas.
BACA JUGA:Viral! Siswa SD di Bombana Muntah-Muntah Usai Konsumsi Makanan Bergizi Gratis
“Ini adalah bentuk nyata komitmen pemerintah dalam mempertemukan supply dan demand tenaga kerja. Kami ingin para pencari kerja tidak hanya mendapatkan pekerjaan, tapi pekerjaan yang sesuai,” ujarnya, Selasa (23/4/2025).
Job Fair Sultra 2025 sebagai bagian dari program prioritas 100 hari ASR-Hugua bertajuk --video antara
Target Turunkan Pengangguran Hingga 4 Persen
Wakil Gubernur Sultra, Hugua, menyebutkan Job Fair Sultra 2025 sebagai bagian dari program prioritas 100 hari ASR-Hugua bertajuk "Semua Mudah Dapat Kerja" (Samudra).
“Job fair ini adalah momentum strategis menekan angka pengangguran di Sultra hingga 3–4 persen tahun ini,” tegasnya.
BACA JUGA:Wakil Gubernur Sultra Hugua Sidak Disiplin ASN di DPRD Sultra, Ini Hasilnya
Peluang untuk Disabilitas dan Pelatihan Keterampilan
Job Fair kali ini juga memberi perhatian khusus kepada penyandang disabilitas. Sekitar 10 perusahaan sudah menyatakan membuka posisi bagi kalangan ini, terutama di bidang administrasi dan layanan publik.
Selain rekrutmen, panitia juga mengadakan pelatihan keterampilan dan kejuruan untuk 140 peserta, termasuk pelatihan K3 umum, teknisi listrik, tata boga, kecantikan, pertukangan, hingga teknologi informasi.
Job Fair Sultra 2025 tidak hanya menjadi ajang rekrutmen, tetapi juga simbol inklusi sosial dan strategi pemerintah daerah dalam menciptakan angkatan kerja yang adaptif dan kompetitif di era ekonomi modern.