sultra.disway.id - Museum adalah jendela sejarah yang membuka pemahaman kita terhadap akar budaya, peradaban, dan identitas suatu daerah.
Namun, ketika museum kehilangan daya tarik dan kualitasnya menurun, maka warisan budaya pun terancam terpinggirkan.
Inilah yang menjadi perhatian serius Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra), Andi Sumangerukka, dalam kunjungannya ke Museum Sultra di Kendari.
BACA JUGA:Pemprov Sultra Siapkan 200 Hektare Lahan untuk Markas Baru Kopassus, Ini Tujuannya
Kondisi Museum Sultra yang Memprihatinkan
Dalam kunjungan yang dilakukan pada Kamis sore, Gubernur Andi Sumangerukka menyoroti langsung kondisi fisik museum yang dinilainya sudah tidak layak sebagai ruang edukasi budaya.
Fasilitas yang ada tampak kurang terawat, koleksi terbatas, dan belum mampu menggambarkan kekayaan sejarah serta budaya dari seluruh wilayah "Bumi Anoa."
"Standar saya bukan begini. Saya sudah lihat fasilitasnya, nanti kita akan perbaiki," tegasnya.
Gubernur juga menyoroti absennya koleksi unggulan seperti satwa khas Sultra, Anoa, serta minimnya representasi kekayaan alam dan seni budaya lokal yang seharusnya bisa menjadi magnet wisata edukatif.
BACA JUGA:Polda Sultra Salurkan 378 Ekor Sapi Kurban ke Seluruh Daerah
Museum sebagai Destinasi Wajib Wisatawan
Dalam visi Gubernur, Museum Sultra seharusnya menjadi tempat wajib kunjung bagi wisatawan domestik maupun mancanegara, bukan sekadar tempat penyimpanan benda kuno.
Ia menginginkan museum menjadi pusat informasi sejarah, seni, dan budaya, serta simbol kebanggaan masyarakat Sultra.
"Kalau nanti kita wajibkan setiap wisatawan yang datang ke sini, maka tempat ini bisa dikunjungi, tapi saya lihat masih kurang makanya nanti kita akan renovasi," jelasnya.
Menindaklanjuti arahan tersebut, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Sultra melalui Pelaksana Tugas Kadis Aris Badara menyatakan tengah menyusun rancangan renovasi, termasuk kemungkinan perbaikan menyeluruh atau hanya sebagian gedung museum.
BACA JUGA:Ustaz Yahya Waloni Wafat Saat Khotbah Jumat di Makassar, Ini Kronologinya
Rancangan tersebut juga mencakup kebutuhan anggaran dan strategi pengembangan koleksi, dengan harapan museum bisa tampil lebih representatif.