Lapas Kendari Latih 80 Napi untuk Siap Kerja Saat Bebas, Semua Lulus Kompeten

Selasa 18-11-2025,11:11 WIB
Reporter : Gatot Wahyu
Editor : Gatot Wahyu

sultra.disway.id - Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Kendari kembali menunjukkan komitmennya dalam membekali warga binaan dengan keterampilan kerja. Sebanyak 80 narapidana resmi menuntaskan program pelatihan kerja yang dirancang sebagai bekal kemandirian ketika mereka kembali ke masyarakat.

Kepala Seksi Bimbingan Kerja (Bimnaker) Lapas Kendari, Al Jamin, menjelaskan bahwa pelatihan dimulai sejak pertengahan Oktober 2025 dan menyasar dua bidang keterampilan utama.

“Pelatihan ini diharapkan mampu memberikan keterampilan teknis yang relevan agar mereka bisa produktif ketika bebas,” ujar Al Jamin usai menutup kegiatan, Senin (17/11).

Dari total 80 peserta, mereka dibagi menjadi empat kelompok dan masing-masing menjalani pelatihan selama enam hari kerja.

BACA JUGA:Mengintip Spesifikasi Poco F8 Pro: Snapdragon Elite, Baterai Jumbo!

Rinciannya:

  • 60 warga binaan mengikuti pelatihan fabrikasi las,
  • 20 warga binaan memilih kelas pertukangan batu.

Program ini menjadi agenda rutin tahunan Lapas Kendari yang bertujuan membangun kemandirian finansial warga binaan.

“Sudah beberapa tahun kami laksanakan. Banyak lulusan yang kini bekerja di luar daerah, masuk ke industri, bahkan ke perusahaan tambang,” tambah Al Jamin.

Selain dua kelas tersebut, Lapas Kendari juga kerap menyelenggarakan pelatihan lain seperti pertukangan kayu dan hidroponik. Lapas membuka peluang kerja sama dengan berbagai pihak, termasuk kemitraan dengan BRIN, guna memperluas jenis pelatihan bagi warga binaan.

BACA JUGA:Prediksi Belanda vs Lithuania: Misi Kunci Tiket Piala Dunia 2026

Ketua Yayasan Metroriset Sultra, Abd Hakim, yang turut terlibat dalam proses pelatihan, menegaskan bahwa standar pelatihan dibuat sama seperti pelatihan di luar Lapas.

“Setiap peserta harus kompeten dalam tiga aspek: pengetahuan, sikap, dan kemampuan teknis,” jelasnya.

“Mereka harus memiliki kemampuan dasar untuk mengembangkan diri setelah bebas.”

Ia juga menyebut bahwa antusiasme warga binaan sangat tinggi, terutama karena mereka mendapatkan sertifikat resmi yang menjadi modal penting saat melamar pekerjaan.

“Industri butuh legalitas. Sertifikat ini menjadi bukti bahwa mereka layak bekerja di bidang yang dipelajari,” tegas Abd Hakim.

Kategori :