sultra.disway.id - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memastikan proses evakuasi korban runtuhnya bangunan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny di Buduran, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, kini telah memasuki tahap akhir.
Namun, petugas gabungan masih berupaya mencari 10 korban yang diduga tertimbun puing.
Deputi Bidang Penanganan Darurat BNPB, Budi Irawan, menjelaskan bahwa tim terus melakukan pembersihan sisa reruntuhan menggunakan alat berat seperti breaker excavator dan bucket excavator secara bergantian untuk mempercepat proses evakuasi.
“Hari ini kami targetkan seluruh proses pembersihan dan evakuasi bisa diselesaikan,” ujar Budi dalam keterangan resmi dari posko tanggap darurat di Sidoarjo, Senin (6/10).
BACA JUGA:8 dari 37 Korban Tewas Ponpes Al Khoziny Berhasil Diidentifikasi Tim DVI Polda Jatim, Ini Daftarnya
Masih Ada 10 Korban Tertimbun
Berdasarkan hasil kaji cepat di lapangan, diperkirakan masih ada sekitar 10 orang korban yang belum ditemukan.
Jumlah ini sesuai dengan daftar nama santri yang masih dinyatakan hilang oleh pihak pesantren.
Data BNPB hingga Senin pukul 14.45 WIB mencatat total 53 korban meninggal dunia, sementara enam orang masih menjalani perawatan medis.
Selain itu, 97 korban telah selesai dirawat, termasuk satu korban yang dinyatakan tidak memerlukan perawatan lanjutan.
Dalam proses evakuasi, tim SAR gabungan juga menemukan lima kantong berisi potongan tubuh yang kini masih dalam proses identifikasi oleh tim DVI Polda Jawa Timur di Rumah Sakit Bhayangkara, Surabaya.
BACA JUGA:Setubuhi Pacar yang Masih SMA tapi Ogah Menikahi, Pria di Konawe Ditangkap Polisi
Budi menegaskan, runtuhnya bangunan empat lantai Ponpes Al Khoziny ini menjadi bencana dengan jumlah korban jiwa terbanyak sepanjang Januari–Oktober 2025.
Ia menambahkan, peristiwa tragis ini harus menjadi pelajaran penting bagi semua pihak, terutama dalam hal perencanaan pembangunan, pengawasan struktur bangunan, serta kesiapsiagaan masyarakat terhadap potensi bencana.
“Kita semua perlu belajar dari kejadian ini agar tidak terulang lagi. Pengawasan konstruksi dan kesiapsiagaan masyarakat harus lebih ditingkatkan,” tutupnya.
Kepala Bidang Kedokteran dan Kesehatan (Kabid Dokkes) Polda Jatim Kombes Pol. M. Khusnan menjelaskan, Tim DVI masih terus melanjutkan proses identifikasi melalui pencocokan DNA, gigi, dan ciri fisik korban.