sultra.disway.id - Pemerintah Kota (Pemkot) Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) menginstruksikan seluruh sekolah atau satuan pendidikan di wilayahnya untuk memasang CCTV guna mencegah terjadinya pelecehan seksual dan perundungan di lingkungan sekolah.
Wali Kota Kendari, Siska Karina Imran, menyatakan bahwa pemasangan kamera pengawas merupakan langkah strategis untuk menciptakan iklim pendidikan yang aman, nyaman, dan kondusif bagi para siswa.
"Insyaallah nanti kami akan pasang CCTV untuk mengetahui apa perlakuan guru terhadap muridnya," ujar Siska saat dikonfirmasi, Senin malam (28/4/2025).
Langkah ini, menurutnya, bukan hanya sebagai bentuk pengawasan terhadap tenaga pendidik, tetapi juga bertujuan untuk mencegah potensi tindakan tak pantas yang bisa saja terjadi di area sekolah.
Gunakan Dana BOS
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Kota Kendari, Saemina, menyambut baik arahan dari Wali Kota dan menyatakan bahwa pihaknya akan segera mengimplementasikan kebijakan ini.
Ia menyebut bahwa pengadaan kamera CCTV akan menggunakan anggaran dari dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS).
"Insyaallah nanti kami masukkan dan laporkan ini dalam penggunaan dana BOS, karena CCTV bisa digunakan sebagai backup kami kalau ada masalah seperti kemarin," ungkapnya.
Dikbud Kendari juga meminta seluruh sekolah untuk menyertakan pengadaan kamera pengawas dalam Rencana Kegiatan Sekolah (RKS) masing-masing sebagai bentuk kesiapan administratif dan teknis.
BACA JUGA:Upaya Gubernur Hadirkan Bhayangkara FC Tanpa APBD Diapresiasi
Fokus Pemasangan di Area Rawan
Menurut data sementara, sekitar 50 persen sekolah di Kota Kendari telah memiliki CCTV yang dipasang secara mandiri.
Namun, Pemkot menargetkan agar seluruh sekolah, khususnya di area rawan seperti dekat toilet, sudut lorong, dan ruang kelas, dapat segera melengkapi sistem pengawasan tersebut.
"CCTV ini sangat penting karena kita tidak tahu kapan dan di mana kejadian bisa terjadi. Tapi kalau ada rekaman CCTV, kita bisa melihat dan menindaklanjuti dengan cepat," jelas Saemina.
Kebijakan ini muncul sebagai respons atas sejumlah kasus kekerasan dan pelecehan yang sebelumnya terjadi di lingkungan pendidikan.
Dengan hadirnya sistem pengawasan, diharapkan setiap tindakan menyimpang dapat dicegah sejak dini.