Waspada! Bibit Siklon Tropis Ancam Sejumlah Perairan Indonesia

Waspada! Bibit Siklon Tropis Ancam Sejumlah Perairan Indonesia

Bibit Siklon Tropis--

sultra.disway.id - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini terkait potensi gelombang laut tinggi di berbagai wilayah perairan Indonesia.

Kondisi ini dipicu oleh kemunculan dua bibit siklon tropis yang diperkirakan aktif dan berdampak signifikan pada kondisi laut selama periode 16–19 Desember 2025.

Direktur Meteorologi Maritim BMKG, Eko Prasetyo, menjelaskan bahwa Bibit Siklon Tropis 93S terpantau berada di Samudra Hindia selatan Jawa Timur, sementara Bibit Siklon Tropis 95S terdeteksi di Laut Arafura bagian barat, dekat wilayah Papua Selatan.

“Keberadaan dua bibit siklon ini berpotensi meningkatkan kecepatan angin sekaligus memicu gelombang tinggi, khususnya di perairan selatan Indonesia dan kawasan perairan sekitar Papua,” ujar Eko di Jakarta, Selasa (16/12).

BACA JUGA:Inilah Kejutan dari vivo S50 Pro Mini: Ukuran Kecil Tak Lagi Jadi Batasan!

BMKG mencatat, pola angin di wilayah Indonesia bagian utara umumnya bertiup dari barat laut hingga timur laut dengan kecepatan 8–30 knot.

Sementara di wilayah selatan Indonesia, angin bergerak dari tenggara hingga barat daya dengan kecepatan 6–30 knot. Kombinasi pola angin tersebut dinilai berkontribusi terhadap peningkatan tinggi gelombang laut.

Akibat pengaruh ini, gelombang setinggi 1,25 hingga 2,5 meter berpeluang terjadi di sejumlah wilayah, antara lain Samudra Hindia selatan Jawa Timur, perairan selatan Jawa Barat hingga Nusa Tenggara Timur, Laut Jawa, Selat Makassar bagian selatan, serta beberapa perairan di kawasan Papua.

Potensi gelombang dengan kategori serupa juga diprakirakan muncul di Selat Malaka bagian utara, perairan barat Sumatera, Selat Karimata bagian utara, hingga Laut Arafura bagian tengah.

BACA JUGA:Manchester City Tegas Soal Masa Depan James Trafford Jelang Bursa Transfer

Tak hanya itu, BMKG turut mengingatkan adanya potensi gelombang sangat tinggi dengan ketinggian mencapai 2,5 hingga 4 meter di Samudra Hindia selatan Jawa Tengah serta Samudra Pasifik utara Maluku.

Eko menegaskan, kondisi cuaca laut ekstrem ini berisiko tinggi terhadap keselamatan pelayaran. Perahu nelayan, kapal tongkang, kapal feri, hingga kapal berukuran besar berpotensi terdampak jika tetap beroperasi di wilayah tersebut.

BMKG mengimbau masyarakat pesisir, nelayan, serta seluruh pelaku aktivitas maritim untuk meningkatkan kewaspadaan. Pemantauan rutin terhadap informasi cuaca dan peringatan dini gelombang laut dari BMKG menjadi langkah penting sebagai dasar pengambilan keputusan demi keselamatan di laut.

Sumber: